Sejarah kopi dampit ,kopi dampit mendunia, pabrik kopi di dampit,sejarah masuknya kopi di kecamatan dampit, kopi dampit asli, Mengapa kopi dampit n aroma cita rasa kopi, desa penghasil kopi di malang, Kopi bubuk dampit lax coffee kota malang Jawa Timur
MALANG - Berdikari atau berdiri di kaki sendiri adalah prinsip yang
dipegang oleh Reza Phalevi Erdiansyah dalam menjalankan usaha kedai
kopi dan produk kopi asal daerahnya, Kecamatan Dampit. Ia bersama
adiknya Ramadani Damara Erdiansyah juga memberikan penyuluhan kepada
petani untuk memasarkan kopi khas Dampit agar memiliki nilai jual
tinggi.
Keuletan dan keinginan dua bersaudara asal Dampit ini patut mendapat acungan jempol. Pasalnya kesadaran akan lingkungannya yang didominasi oleh petani, pedagang tengkulak dan pengepul kopi, membuatnya teregak untuk mengenalkan kopi khas Dampit.
Keuletan dan keinginan dua bersaudara asal Dampit ini patut mendapat acungan jempol. Pasalnya kesadaran akan lingkungannya yang didominasi oleh petani, pedagang tengkulak dan pengepul kopi, membuatnya teregak untuk mengenalkan kopi khas Dampit.
Salah satu usaha yang dilakukannya dengan membuka kedai, memasarkan hasil panen petani hingga memberi penyuluhan. Selain itu membuat produk kopi yang diraciknya sendiri agar memiliki harga jual yang lebih tinggi. “Baru tahun 2015 saya dan adik saya memanfaatkan peluang untuk merintis usaha yang menurut saya memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Yaitu mencoba masuk dalam usaha pertanian kopi dari hilir hingga hulu,” ujar Reza.
Ditemui di kedai kopi yang dinamakan kedai Kopi Dampit, alumnus SMAN 1 Turen ini menjelaskan tentang pengalamannya merintis usaha tersebut. Sebelum benar-benar menekuni bisnis kopi, ia sempat belajar ke berbagai warung, kedai hingga café yang menyajikan kopi dengan kekhasan.
Apa yang direncanakan tersebut, ternyata didukung dengan lingkungannya yang merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Kabupaten Malang. Ya, Dampit merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Kabupaten Malang dan memiliki ciri khas sendiri. “Dari semua hal yang berkesinambungan itu, mulai dari tempat tinggal dan kesukaan saya ngopi ria bersama teman-teman. Saya memiliki konsep untuk merintis kedai kopi yang bisa diakses segala kelas dan memiliki ke khasannya sendiri. Yaitu kopi Dampit Super,” bebernya.
Tak hanya itu, dalam menjalankan usaha ia juga tidak mau egois. Pelatihan kepada petani, membuat produk kopi olahan sendiri juga dipikirkannya. Hal tersebut ditujukan agar para petani di Dampit bisa menghasilkan kopi yang berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi. “Semua itu saya lakukan karena ingin mengangkat produk kopi Dampit. Cara itu saya rasa bisa sangat menguntungkan, tidak hanya pada saya tetapi petani. Meski diakuinya tidak semua petani menerima hal baru,” papar Reza.
Namun, dengan permasalahan itu, ia tidak putus asa dengan cara membuktikan hasil dari usaha yang dilakukannya. Di bidang usahanya membuka kedai kopi, diungkapkan Reza, omset yang didapatnya bisa mencapi Rp 900 ribu per hari. Sedang dari yang dibuatnya sendiri, ia telah berhasil memasarkannya hingga Surabaya. (eri/van)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar